Tuhan menciptakan bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas,
hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri.
Aku
tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri
dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri
yang mengolahnya.
Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.
Firman
Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu :
“Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma
biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum
bangsa itu merobah nasibnya
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.
Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.
Gantungkan cita-cita mu setinggi
langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan
jatuh di antara bintang-bintang.
Laki-laki dan perempuan adalah
seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka
terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; Jika
patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu
sama sekali.
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia
Merdeka hanyalah sebuah
jembatan, Walaupun jembatan emas.., di seberang jembatan itu jalan pecah
dua: satu ke dunia sama rata sama rasa.., satu ke dunia sama ratap sama
tangis!
Orang tidak bisa mengabdi
kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.. Tuhan
bersemayam di gubuknya si miskin.
Apakah
kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita
menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama
lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.
Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden
sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan
rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Bangunlah suatu dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.
Kita
bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita
tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli
dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka,
daripada makan bestik tapi budak.
Aku lebih suka lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram.
Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga
warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita
selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
Apabila dalam di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut
untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah
tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau
sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.
Tidak
seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti
dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk
mempertahankannya.
Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela
ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup
pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi
yang cukup memberi sandang dan pangan?
Gemah
ripah loh jinawi, tata tentram kerta raharja, para kawula iyeg rumagang
ing gawe, tebih saking laku cengengilan adoh saking juti. Wong kang
lumaku dagang, rinten dalu tan wonten pedote, labet saking tan wonten
sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku.
Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore bali ing kandange
dewe-dewe. Ucapan-dalang dari bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya,
warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya. Bekerja bersatu padu, jauh
daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam tiada hentinya,
tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita
sosialisme.
Walaupun
jembatan emas di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia
sama rata sama rasa.. satu ke dunia sama ratap sama tangis..
0 komentar:
Posting Komentar